Bentuk Protes Masyarakat Kepada Australia


Masyarakat Sukoharjo yang terdiri dari warga, pelajar, seniman dan tokoh pejuang kemerdekaan melakukan aksi topo kungkum serta protes atas ulah pemerintah Australia yang melakukan penyadapan terhadap pemerintahan Indonesia, Jumat (22/11). Aksi ini juga dilakukan sebagai bentuk keprihatinan dan meminta kepada pemerintah Indonesia untuk bertindak tegas.

Aksi dilakukan warga diwilayah kampung Joho, Sukoharjo Kota sekitar pukul 14.00. Dengan berjalan kaki sambil membawa bendera merah putih dan poster peserta aksi meneriakkan yel yel anti Australia. Beberapa poster yang dibawa diantaranya bertuliskan Australia Jangan Sok, Australia Jangan Sombong, Kami Siap Menjaga Keutuhan Sayap Garuda, Kami Siap Menjaga Keutuhan Kedaulatan Bangsa Indonesia.

Setelah tiba di Sungai Joho para peserta aksi kemudian melakukan orasi. “Jelas ini tindakan pelecehan Australia terhadap bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia terluka termasuk kami masyarakat Sukoharjo,” ujar koordinator aksi Bimo Kokor Wijanarko.

Luka ini diakui para peserta aksi sangat menyayat. Sebab penyadapan telekomunikasi dilakukan pemerintah Australia langsung ke telepon seluler Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tidak hanya itu, Koko juga mengatakan bahwa pemerintah Australia juga menjelekan salah satu pejabat Indonesia.
Karena itu masyarakat Sukoharjo meminta kepada pemerintah Australia untuk meminta maaf secara langsung. Selain itu masyarakat Sukoharjo juga berharap agar presiden SBY bisa bertindak tegas demi menjaga kehormatan bangsa Indonesia.

Menurutnya apabila dibiarkan dan terus berlarut, maka dikhawatirkan bangsa Indonesia akan terus diinjak oleh pemerintah Australia. Wibawa bangsa yang dijunjung tinggi tidak akan berarti dimata Australia.
“Rakyat akan terus mendukung pemerintah demi bangsa Indonesia, dan Australia harus meminta maaf tidak hanya kepada SBY tapi juga seluruh penduduk Indonesia,” lanjutnya.

Puas berorasi para peserta aksi kemudian masuk ke Sungai Joho. Disini mereka melakukan topo kungkum sebagai bentuk protes kepada pemerintah Australia. Disela aksi ini ada salah satu warga yang memainkan wayang. Lakon yang dibawakan yakni kediktaktoran pemerintah Australia. Dalam ceritanya, pemerintah Australia bersikap sewenang wenang dengan melakukan penyadapan telepon milik SBY Presiden Indonesia. Aksi yang dilakukan tanpa alasan dan tujuan jelas ini membuat rakyat Indonesia marah dan memaksa pemerintah Australia segera meminta maaf. Diakhir cerita, Bambang selaku dalang wayang melepas poster bendera Australia ke sungai untuk dilarung.

Bambang salah satu peserta aksi mewakili dari seniman mengatakan sikap dari pemerintah Australia dengan melakukan penyadapan ini seperti cerita dalam lakon seni. Sebab tidak ada tujuan dan alasan, mereka dengan mudah menginjak injak kedaulatan bangsa Indonesia. “Rakyat meminta kembalikan kedaulatan bangsa Indonesia jangan mau diinjak Australia,” tegas Bambang.

0 komentar:

Posting Komentar